Focaccia adalah roti tradisional asal Italia yang telah menempuh perjalanan panjang dan berevolusi, menjadi salah satu sajian yang kini sangat populer di dunia kuliner urban. Dengan teksturnya yang lembut di dalam dan renyah di luar, serta rasa yang kaya berkat penggunaan bahan-bahan sederhana namun penuh cita rasa, focaccia telah menemukan tempatnya tidak hanya di dapur rumah tetapi juga di restoran-restoran modern dan kafe-kafe trendi di kota-kota besar di seluruh dunia.
Tidak hanya dipandang sebagai roti pendamping atau makanan pembuka, focaccia kini telah berevolusi menjadi hidangan yang penuh kreativitas, dengan berbagai variasi rasa dan bentuk yang sesuai dengan tren kuliner masa kini. Dari topping yang beragam hingga bentuk penyajian yang lebih modern, focaccia telah menjadi canvas yang sempurna untuk para koki dan pecinta kuliner yang ingin bereksperimen dengan rasa dan tekstur yang baru. Artikel ini akan mengupas asal-usul focaccia, perjalanan evolusinya dalam dunia kuliner urban, serta berbagai kreasi kreatif yang menjadikannya semakin diminati di kalangan masyarakat kota.
1. Apa Itu Focaccia?
Focaccia adalah roti pipih yang berasal dari Italia, mirip dengan pizza, tetapi biasanya lebih tebal dan disajikan tanpa topping saus tomat. Roti ini dibuat dengan adonan dasar yang terdiri dari tepung terigu, air, ragi, garam, dan minyak zaitun, yang kemudian dipanggang dalam oven hingga keemasan. Salah satu ciri khas dari focaccia adalah permukaannya yang dihiasi dengan minyak zaitun, garam kasar, dan sering kali berbagai bahan tambahan seperti rosemary, bawang putih, zaitun, atau tomat, yang memberikan rasa yang kaya dan aromatik.
Tekstur focaccia yang empuk di dalam dan renyah di luar menjadikannya pilihan roti yang sempurna untuk berbagai hidangan, baik itu sebagai pendamping makanan, bahan dasar sandwich, atau bahkan sebagai hidangan utama dengan berbagai topping. Focaccia dapat dimakan begitu saja atau disajikan dengan keju, daging, atau sayuran sebagai bagian dari hidangan yang lebih besar.
2. Asal-Usul Focaccia: Roti Tradisional Italia
Focaccia memiliki sejarah panjang yang berakar di Italia. Nama “focaccia” berasal dari kata Latin focus, yang berarti “api” atau “perapian”, menggambarkan cara tradisional memasaknya yang dilakukan dengan meletakkan roti di atas batu panas atau api. Roti ini telah ada sejak zaman Romawi kuno dan digunakan sebagai makanan dasar yang mudah disiapkan oleh masyarakat saat itu. Para sejarawan mencatat bahwa versi awal dari focaccia bisa jadi adalah roti sederhana yang dibakar di atas api terbuka, dengan minyak zaitun dan garam sebagai pelengkap.
Seiring waktu, resep focaccia berkembang, dengan berbagai daerah di Italia menambahkan bahan lokal mereka untuk menciptakan variasi rasa yang lebih kaya. Di Liguria, misalnya, focaccia biasanya diberi topping rosemary dan minyak zaitun, sementara di daerah lain seperti Toscana, focaccia bisa ditemukan dengan topping bawang merah, keju, atau bahkan daging.
Hidangan ini juga tersebar ke berbagai belahan dunia, terutama dengan migrasi orang Italia ke negara-negara lain, dan mulai disajikan dalam berbagai bentuk dan gaya sesuai dengan bahan-bahan lokal yang tersedia. Seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya tren kuliner modern, focaccia mulai mengalami perubahan bentuk dan penggunaan bahan yang lebih inovatif, menjadikannya semakin populer dalam dunia kuliner urban.
3. Focaccia dalam Kuliner Urban: Evolusi dan Kreasi Kreatif
Di dunia kuliner urban, focaccia tidak hanya bertahan sebagai roti tradisional, tetapi juga berkembang menjadi bahan baku untuk berbagai kreasi kuliner modern. Koki-koki urban telah mulai bereksperimen dengan focaccia sebagai dasar untuk hidangan kreatif, menggabungkannya dengan berbagai bahan dan teknik modern yang membuatnya semakin relevan di zaman sekarang.
1. Topping yang Beragam
Salah satu evolusi terbesar dalam dunia focaccia adalah penggunaan topping yang semakin bervariasi. Selain rosemary dan garam yang menjadi topping klasik, banyak koki mulai menambahkan berbagai bahan baru, seperti keju parmesan, jamur liar, atau tomat panggang, untuk memberikan sentuhan rasa yang lebih kompleks. Topping sayuran panggang, seperti terong, paprika, atau zucchini, juga semakin populer, membuat focaccia menjadi pilihan yang lebih sehat dan cocok untuk mereka yang menginginkan hidangan vegetarian.
Selain itu, terdapat juga inovasi-inovasi seperti menggunakan bahan lokal musiman yang memberi rasa segar pada roti focaccia. Misalnya, di restoran-restoran urban yang mengusung konsep farm-to-table, topping focaccia dapat terdiri dari bahan-bahan yang baru dipetik dari kebun atau pasar lokal, memberikan cita rasa yang otentik dan sesuai dengan tren keberlanjutan.
2. Focaccia sebagai Sandwich
Focaccia juga semakin populer sebagai bahan dasar sandwich. Teksturnya yang tebal dan lembut membuatnya ideal untuk menggantikan roti sandwich biasa. Dengan lapisan roti yang empuk dan renyah, focaccia dapat diisi dengan berbagai bahan, mulai dari daging panggang, keju, sayuran segar, hingga bahan-bahan yang lebih eksotis seperti hummus, falafel, atau bahkan ikan asap. Penyajian focaccia sebagai sandwich memberikan sensasi makan yang lebih kaya tekstur, di mana setiap gigitan memberi kelezatan roti yang dipadu dengan isian yang lezat.
Focaccia sandwich ini sering dijumpai di kafe-kafe urban, yang memadukan citarasa tradisional dengan konsep makan cepat dan praktis namun tetap bergaya. Ini menjadikan focaccia pilihan sempurna untuk makanan siang hari yang cepat namun tetap menggugah selera.
3. Kreasi Vegan dan Bebas Gluten
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pola makan sehat dan keberagaman preferensi diet, banyak koki mulai menciptakan versi focaccia yang lebih ramah bagi mereka yang mengikuti diet vegan atau bebas gluten. Focaccia vegan menggunakan bahan pengganti seperti minyak kelapa atau mentega nabati, sementara focaccia bebas gluten dapat dibuat dengan campuran tepung beras, tepung jagung, dan bahan lainnya untuk menciptakan tekstur yang mirip dengan focaccia tradisional namun lebih mudah dicerna oleh mereka yang memiliki sensitivitas gluten.
Kreasi focaccia dalam versi vegan dan bebas gluten ini tidak hanya memberikan pilihan bagi mereka yang memiliki kebutuhan diet khusus, tetapi juga menunjukkan bahwa hidangan tradisional dapat disesuaikan dengan kebutuhan kuliner masa kini tanpa mengorbankan rasa dan kualitas.
4. Focaccia dengan Sentuhan Modern
Restoran-restoran gourmet di kota-kota besar kini semakin memanfaatkan focaccia sebagai elemen dalam hidangan-hidangan modern. Focaccia tidak hanya dipandang sebagai pendamping makanan, tetapi juga sering digunakan sebagai bahan utama dalam hidangan utama, seperti disajikan dengan daging panggang, seafood, atau salad yang segar. Beberapa restoran juga menghidangkan focaccia dengan saus atau sup yang kaya rasa, memberikan pengalaman makan yang lebih lengkap dan memuaskan.
Selain itu, teknik memasak focaccia juga mengalami inovasi. Ada yang memanggangnya dengan api besar dalam oven tradisional atau menggunakan teknik modern seperti pemanggang pizza yang memberikan lapisan bawah focaccia lebih renyah. Beberapa restoran juga menggunakan teknik sous-vide untuk memastikan kelembutan roti yang sempurna sebelum dipanggang.
4. Focaccia dalam Dunia Street Food
Tidak hanya terbatas pada restoran atau kafe mewah, focaccia juga berkembang pesat dalam dunia street food. Focaccia yang dipanggang segar dan disajikan dalam potongan-potongan besar sering dijumpai di pasar malam atau gerai makanan kaki lima. Dengan harga yang terjangkau, banyak pedagang yang menyajikan focaccia dengan berbagai topping sesuai dengan selera konsumen, mulai dari pilihan sederhana seperti garam dan minyak zaitun, hingga topping yang lebih mewah seperti prosciutto atau keju mozzarella segar.
Variasi focaccia sebagai street food tidak hanya membuatnya lebih terjangkau, tetapi juga mempopulerkan roti ini di kalangan orang yang ingin menikmati makanan enak namun praktis di tengah kesibukan kota.
5. Focaccia, Roti yang Tak Pernah Ketinggalan Zaman
Focaccia adalah contoh sempurna dari bagaimana sebuah hidangan tradisional dapat beradaptasi dengan tren kuliner modern. Dari roti klasik Italia yang sederhana menjadi hidangan kreatif dengan beragam topping dan bentuk penyajian, focaccia telah membuktikan bahwa kesederhanaan dapat menciptakan rasa yang luar biasa, sambil memberikan fleksibilitas untuk berinovasi.
Dengan penerimaan yang luas dalam dunia kuliner urban, focaccia bukan hanya sekadar roti, tetapi juga bagian dari budaya kuliner yang berkembang. Dari restoran mewah hingga pasar jalanan, focaccia hadir dengan berbagai bentuk dan rasa, menghadirkan pengalaman makan yang tak hanya memuaskan perut, tetapi juga menggugah selera dan imajinasi.
Bagi para pecinta kuliner yang ingin bereksperimen dengan rasa dan tekstur yang unik, focaccia adalah canvas yang sempurna untuk menciptakan hidangan inovatif. Tidak hanya menghidangkan tradisi Italia, tetapi juga memberikan sentuhan baru yang memikat dalam setiap gigitan.